Jadi ceritanya istri orang ini pengen nge cek nomor bagasi pesawat (?) terus dia nyari no telp call center di google, terus malah dpt nomor call center penerbangan yang palsu, di arahin lah sama penipu ditanya tanya pembayaran pakai apa dll, terus bisa kena hack uang 600 jt lebih ilang sisa 55 rupiah, yg jadi pertanyaan si ibu ini kasih info apa aja sampe bisa dibobol?

Jadi biasanya sumbu X itu makin ke kanan makin besar. Sumbu Y juga makin atas makin besar. Tapi ini sumbu X dibalik. Biar yg baca sekilas liat "penurunan".

Dih gini amat penggiringan opini. 😂

pf

Disclaimer: ini bukan berarti saya meng-enteng-kan nasib para pekerja ya, cuman kita tuh sama-sama susah

EDIT: Rant gw ini lebih ke paragraf bawah ya. usahanya susah betul, justru yang jadi issue adalah chindo jadi kambing hitam semua golongan. yang atas bilang kita mencuri duit negara, yang bawah pada comment "mau ngulang kejadian 98 lagi". jadi double attack. sekali lagi kayak diatas yg gw bilang, kita tuh sama-sama susah, jangan jadi target tapi target yg bener, yg bkin susah negara tuh siapa

Buat usaha simple aja kok berasa susah banget ya. banyak banget biaya-biaya gk jelas yang tetep harus dibayar alhasil fixed costnya naek gila kayak tukang parkir, iuran X, pelicin Y, dll. apalagi sejak covid usaha tuh lesu, ngarep setelah covid bakal comeback malah makin lesu. semua keuntungan selama 10-15 tahun yang di tabung itu dah hilang demi nutupin kerugian 3 tahun covid karena mau gk mau terus buka. kalau engga, gk ada duit buat nutupin pajak tanah, gedung, asuransi, dll. gaji pegawai pun terus jalan karena kita bukan usaha gede yang bisa main PHK (dan 1 sisi kita juga gk mau lsg ancurin keluarga mereka). sekarang baru berasa sedikit bisa balik, eh kena hantaman pajak 2025 yang bakal naik (semogaaaaa batal)

terkadang bingung, kok bisa sih pejabat di negeri konoha kayak gk mikir masa depan sama sekali? mikir buat 5-10 tahun kedepan aja gk keliatan jalannya. duit negara semua habis buat judol pinjol ngalir ke luar negeri, korupsi gk ke kontrol sampe pak ZR punya 1 T cash yang kalo diputerin di negara aja bisa bantu hidup rakyat banget. industri usaha bangkrut kiri-kanan, sedangkan asing gk ada yang mau invest ke indonesia. jadi solusi singkat mereka itu cuman meres rakyat menengah, ntah lah duitnya itu diapain.

jadi sekarang udah lingkaran setan buat pengusaha chindo kek kita. kita di peras negara, tapi gk bisa naikin harga karena daya beli lesu, sedangkan profit margin makin tipis. alhasil breakeven point naik tapi omzet segitu/turun. pegawai juga pasti minta gaji naik karena biaya sehari-hari naik, tapi kita gk bisa naikin karena emg duitnya gk ada. kalau ampe PHK beberapa supaya gaji yg lain naik, pegawai berkurang artinya kerja kita gk bisa se-optimal dulu, alhasil penjualan turun lagi. ujung-ujung gitu terus aja sampe tutup bangkrut.

nanti ekonomi makin lesu, kita lagi yang disalahin. sekarang aja udah banyak orang gila commentnya "gk sabar mengulang 1998 lagi" atau mirip-mirip kayak gitu. kita aja melarat, malah mau diserbu. Jujur aja ya, kalau emg mau bikin kericuhan, targetnya yang bener donk kayak bangladesh. yang beneran mencuri uang rakyat, bukan pengusaha jujur apalagi cuman liat ras doank. kayak amrik juga, yang DENY DEFEND DEPOSE ke grup yang emang mencuri duit rakyat amrik, bukan asal liat warna kulit aja

yah gini aja deh rant gw, semoga kita semua tuh sebagai rakyat bisa jadi 1 dan emang target segelintir orang yang emang memeras negara kita.

Izin nge-rant disini guys. Nemu orang marah-marah di X gara-gara kelakuan wibu pedo tolol. Inilah mengapa gw jijik liat postingan akun-akun anime yang sering banget cari engagement dengan guyonan loli. Asli jijik ngentot, kalo gk bahas tetek anime, pasti bahasnya yang cabul-cabul. Makin sering dijadiin jokes lama-lama yg pedo bakal ngerasa normal. Sama kayak jokes tobrut, orang yang otaknya tolol mana bisa bedain jokes sama sexual harassment cok. Stop lah ajg jokes-jokes pedo. Wibu tolol.

Gw non muslim tapi gak pernah lihat ataupun makan masakan padang non halal. Ini kambing putih asal ngomong atau gimana? Anjengg

Credits: Instagram (ada wm di videonya)

Jadi ngene critane...

Beberapa pengusaha RM Padang (yang ngakunya asli Padang) nge-razia RM RM yang menawarkan masakan padang dengan paket 10rb.

Katanya merusak kualitas dan sebagainya. Tapi diduga sangat kuat sekali ya ujung ujungnya persaingan bisnis aja.

Opini gw: Rawon itu di luar jawa timur udah ga jelas bentuknya, jangan tanya deh, mending ga usah. Mendoan di luar Barlingmas apalagi di Jabar udah ga ada bedanya sama 'gorengan tempe'. Itu Papeda diimpor jadi cilor. But nobody really mad sampe bikin razia. Tapi emang yang di situ suka lain sendiri. Also this is why I consume way less padang than warteg, like 1:60 or so. Males dengan gatekeeping gatekeeping macem gini.

Sumber berita (Bahasa Jepang):

https://news.yahoo.co.jp/articles/92bf170746d58daf55c0be7142bc5202e3caacb5

Isi berita (terjemahan otomatis dari DeepL)

A woman fell from a bridge and was rescued by five foreigners fishing nearby. 3-month trainee from Japan: "We should help each other even if we come from different countries.

In October, five Indonesian technical intern trainees, who had been in Japan for a little over three months, rescued a woman in her 60s who had fallen from a bridge into a river in Yasu City, Shiga Prefecture, and were presented with a letter of appreciation by the police. They were taught to help each other at the company. We were taught to help each other at work, and I'm glad they did this even though we only helped her.

　The five people who received awards were Ahmad Jaelani (25), Anang Dwi Bintoro (26), Ariyo Santari (22), Ferdi Jaya Kusuma (25), and Nur Fajri Agustian (25), who work as car assembly workers at the Daihatsu Motor Shiga (Ryuoh) Plant.All five were from Yasu City, Japan, and came to Japan in August.

　The accident occurred around 1:30 p.m. on October 14, when a woman in her 60s fell 15 meters from the Omi Fuji Bridge in Yasu City into the Yasu River. The five were preparing to fish in the river at the time, and Nur recalls, "I heard an 'ah' and a loud sound of water."

　Ferdi, Ariyo, and Ahmad went to the rescue, and Nur and Anan approached a nearby elementary school teacher, who used the smartphone's translation function to request an ambulance and call 110.

　The woman was supine and conscious when they pulled her up. She called out in Japanese, "Are you in pain?" but was unable to speak. The ambulance arrived about 20 minutes later, and the woman was taken to the hospital with serious injuries, including a broken bone, but her life was not in danger.

　The five trainees, who joined the company in the same year, said they usually enjoy shopping and fishing together, and received a letter of appreciation at the Shiga Prefectural Police Moriyama Station on January 1. Mr. Anan said he wanted to tell his family in his home country, and they responded that he had done a good thing.

A Daihatsu Motor representative spoke highly of the rescue efforts, saying, "We were instructed to take the initiative in helping people in need in our daily lives, and they were the first to come to the rescue.